Meski hidup tak selamanya indah, namun menjalaninya sangatlah mudah. Selama kita mau terus belajar dari kesalahan, pasti akan bahagia senantiasa hingga sampai akhir tiba.
Hidup memang tak bisa ditebak. Kadang sunyi datang tanpa aba-aba, kadang bahagia hadir dari hal-hal sederhana yang tak pernah kita duga. Begitulah cerita hari ini bermula. Dari satu ekor ayam Cemani walik betina yang telah tiba di Cluster Coatesville, Kota Wisata Cibubur, Jawa Barat, mengalir kisah yang lebih dari sekadar pengiriman pesanan biasa.
![]() |
Ayam Cemani Walik Betina |
Sebuah Makhluk Hitam dari Alam yang Tak Biasa
Ayam Cemani dikenal sebagai makhluk yang unik, misterius, dan tak mudah ditemukan. Tapi Cemani walik lebih dari itu. Ia adalah pengecualian dalam dunia unggas. Warna hitam legam yang menutupi seluruh tubuhnya, mulai dari bulu, kulit, paruh, hingga kakinya, telah memikat banyak hati sejak lama. Tapi kali ini, ada sesuatu yang lebih mencuri perhatian—bulunya yang tumbuh terbalik. Ya, seperti melawan arus dunia, bulu Cemani walik tidak mengikuti arah semestinya. Ia tumbuh ke atas, ke luar, ke balik.
Satu keunikan yang tak semua orang bisa terima. Tapi mereka yang mampu melihat keindahan dalam keanehan, akan merasakan sesuatu yang lebih: kekaguman, ketenangan, dan rasa syukur yang dalam.
![]() |
Ayam Cemani Walik Betina |
Dari Kandang Sederhana Menuju Kota Harapan
Ayam ini tidak dilahirkan di lingkungan yang mewah. Ia tumbuh perlahan, dijaga dengan penuh perhatian, dan diberi ruang untuk menjadi dirinya sendiri. Hingga pada akhirnya, datanglah satu nama: Bapak Yogi, seorang pencinta unggas yang tak hanya melihat dari tampilan luar, tapi juga dari nilai yang tersembunyi di baliknya.
Tanpa banyak kata, satu pesan singkat dikirimkan. Sebuah pesanan dikonfirmasi. Dan roda kehidupan pun berputar. Ayam Cemani walik betina pun memulai perjalanannya ke Kota Wisata Cibubur, menembus waktu, menaklukkan jarak, dan melintasi puluhan kilometer dalam satu harapan: tiba di rumah baru, tempat ia akan memulai kisah yang benar-benar berbeda.
![]() |
Ayam Cemani Walik Betina |
Cluster Coatesville – Tempat Damai yang Menyambut
Sesampainya di Cluster Coatesville, suasana terasa teduh. Udara di sore hari masih menyisakan kehangatan matahari yang belum lama tenggelam. Pepohonan rimbun berdiri diam, seolah ikut menyambut tamu baru dari kejauhan. Suara alam berpadu dengan ketenangan perumahan elite, menciptakan harmoni yang membuat siapa pun ingin tinggal lebih lama.
Ayam Cemani walik betina itu kini menjejakkan kaki di tanah baru. Tidak ada gemuruh, tidak ada sorak, tapi ada kedamaian yang menyelimuti. Ia menoleh pelan, seperti memahami bahwa inilah titik awal baru dalam hidupnya. Di sinilah ia akan tumbuh, berjalan, dan mungkin, menjadi bagian dari cerita keluarga Bapak Yogi.
![]() |
Ayam Cemani Walik Betina |
Bukan Sekadar Unggas – Tapi Cermin Diri Kita Sendiri
Mengapa seseorang memilih ayam Cemani walik? Bukan karena tren. Bukan pula karena sensasi. Tapi karena pemahaman. Karena ada pesan dalam setiap bentuk dan geraknya. Ia berbeda, tapi tidak aneh. Ia sunyi, tapi tak pernah sepi. Ia hitam, tapi menyinari dengan cara yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang mau diam dan mendengar.
Bapak Yogi telah melihat itu semua. Ia tidak hanya membeli, tapi menyambut. Tidak hanya memesan, tapi mempersiapkan. Ada nilai rasa di dalam pilihannya—nilai yang tak bisa dibeli di mana pun. Maka tak heran, jika ayam ini kini menjadi lebih dari sekadar hewan peliharaan. Ia adalah teman diam. Ia adalah lambang dari keberanian menjadi diri sendiri, meskipun tidak seperti kebanyakan.
![]() |
Ayam Cemani Walik Betina |
Terima Kasih, Bapak Yogi
Atas kepercayaan yang tak bisa dibalas dengan kata. Atas doa yang terselip di balik setiap langkah. Atas ruang yang disediakan untuk satu makhluk kecil yang membawa begitu banyak makna. Semoga ayam Cemani walik betina ini menjadi pengingat, bahwa sesuatu yang terlihat berbeda, sering kali justru memiliki keindahan paling dalam.
Semoga juga, Kota Semuanan Bapak Yogi—tempat di mana mimpi-mimpi tumbuh dan beristirahat—senantiasa diberi rahmat oleh semesta. Karena dari tempat itu, satu pesan dikirim, dan satu ikatan terbentuk antara manusia dan makhluk hidup yang penuh misteri.
Posting Komentar