Mitos Santet, Guna-Guna, dan Ayam Cemani: Antara Kepercayaan, Tradisi, dan Ladang Bisnis
Indonesia adalah negeri yang kaya akan budaya, tradisi, dan cerita turun-temurun yang terus hidup dalam masyarakat. Dari Sabang sampai Merauke, kita mengenal beragam legenda, mitos, serta praktik spiritual yang diyakini memiliki kekuatan luar biasa, baik untuk tujuan kebaikan maupun sebaliknya. Salah satu mitos yang sangat kuat mengakar di tengah masyarakat adalah mitos santet dan guna-guna, yang konon bisa mencelakai seseorang tanpa sentuhan fisik—cukup dengan kekuatan batin atau ritual tertentu.
Namun, seiring berjalannya waktu dan kemajuan teknologi, masihkah kita percaya bahwa semua hal yang kita alami adalah akibat dari serangan gaib? Atau justru kepercayaan ini dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk meraup keuntungan pribadi?
![]() |
Ayam Cemani |
Masyarakat dan Kepercayaan terhadap Dunia Mistis
Di era modern ini, saat informasi dan ilmu pengetahuan begitu mudah diakses, ternyata masih banyak masyarakat Indonesia yang sangat percaya dengan dunia mistis. Ketika seseorang jatuh sakit, terutama jika penyakitnya sulit dijelaskan secara medis, tidak sedikit yang langsung berasumsi bahwa itu akibat santet atau guna-guna.
Alih-alih ke dokter atau rumah sakit, banyak orang lebih memilih pergi ke dukun, paranormal, atau bahkan ustadz dan kyai yang mengklaim bisa mengobati penyakit non-medis. Dalam banyak kasus, mereka dipercaya memiliki "ilmu" untuk menangkal atau bahkan mengembalikan serangan santet.
Santet dan Guna-Guna sebagai Budaya Turun-Temurun
Santet dan guna-guna bukanlah cerita baru. Kepercayaan ini sudah ada sejak zaman nenek moyang kita dan diwariskan dari generasi ke generasi. Praktik ini bahkan sudah menjadi bagian dari budaya di banyak daerah di Indonesia. Cerita tentang tetangga yang iri hati, saudara yang dengki, atau orang asing yang tiba-tiba mencelakai lewat jalan tak terlihat menjadi kisah klasik yang terus hidup dan dipercayai hingga kini.
Namun, ironisnya, meskipun ilmu pengetahuan terus berkembang, kepercayaan terhadap santet dan guna-guna justru semakin tumbuh subur di tengah masyarakat. Bahkan, tak jarang pula praktik-praktik ini dimanfaatkan oleh oknum untuk meraup keuntungan dengan mengklaim bahwa mereka memiliki kekuatan supranatural.
Ketika Kepercayaan Menjadi Ladang Bisnis
Dalam praktiknya, santet dan guna-guna sering dijadikan alasan untuk memeras korban yang sedang putus asa. Dukun, ustadz, atau kyai seringkali menyodorkan syarat-syarat ritual yang aneh, sulit, dan tak masuk akal. Salah satu syarat yang paling sering diminta adalah Ayam Cemani, ayam hitam legendaris yang diyakini memiliki kekuatan mistis dan bisa menangkal energi negatif.
Mengapa Ayam Cemani?
Ayam Cemani, dengan bulu, kulit, dan bahkan daging yang berwarna hitam legam, telah lama dikaitkan dengan kekuatan spiritual. Dalam banyak kepercayaan lokal, ayam ini dianggap sebagai media sakral untuk upacara tolak bala, ritual pemanggilan roh leluhur, hingga pelindung dari serangan gaib. Sayangnya, popularitas Ayam Cemani ini sering dijadikan alat manipulasi oleh para "penyembuh spiritual" untuk menaikkan harga jasa mereka.
Bayangkan, ketika pasien sudah susah payah mencari Ayam Cemani, mereka malah diberitahu bahwa ayam tersebut tidak cocok karena “tidak asli”, “tidak murni”, atau “kurang sakti”. Lalu, sang dukun pun menawarkan untuk mencarikan ayam yang cocok dengan mahar tinggi. Padahal, bisa jadi ayam tersebut dibeli di pasar biasa dengan harga murah.
Teknik Manipulasi dan Tipuan Dukun
Inilah salah satu trik umum yang dimainkan:
-
Memberikan syarat mustahil
Misalnya: harus Ayam Cemani asli keturunan raja, atau yang lahir di malam Jumat Kliwon, atau yang punya bulu hitam legam dari paruh hingga jengger. Tentu sangat sulit mencarinya. -
Menawarkan solusi instan
Setelah korban menyerah, dukun akan berkata punya kenalan peternak yang memiliki ayam sesuai kriteria, dan menjualnya dengan harga sangat tinggi. -
Mengaburkan logika korban
Korban yang sudah percaya dan takut makin celaka akan menerima tawaran tersebut tanpa berpikir panjang. -
Mengikat psikologis pasien
Korban yang merasa tertolong, meski belum sembuh, akan terus datang dan menjadi “pelanggan tetap”.
![]() |
Ayam Cemani Walik |
Antara Realitas dan Imajinasi: Saatnya Kita Berpikir Kritis
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pengalaman mistis kadang terasa nyata. Namun, alangkah baiknya jika kita mulai berpikir lebih logis dan ilmiah. Banyak penyakit aneh yang dulu dianggap kiriman santet, kini bisa dijelaskan oleh dunia medis, seperti:
-
Gangguan psikosomatis
-
Skizofrenia atau gangguan kejiwaan lainnya
-
Epilepsi
-
Gangguan autoimun
-
Dan masih banyak lagi
Jika benar santet dan guna-guna itu nyata, mengapa bangsa ini dulu bisa dijajah selama ratusan tahun? Bukankah orang-orang sakti bisa membunuh musuh tanpa terlihat?
Jika santet bisa dilakukan semudah menancapkan boneka ke jarum, mengapa para pemimpin korup atau orang jahat lainnya tidak langsung dilumpuhkan? Kenyataannya, negara kita tidak menjadi adidaya karena santet, tapi justru tertinggal karena terlalu percaya pada hal-hal mistis dan lupa pada sains dan pendidikan.
Saatnya Bijak Menyikapi Mitos
Mitos santet, guna-guna, dan peran Ayam Cemani memang masih sangat kuat di tengah masyarakat Indonesia. Tapi sudah saatnya kita lebih bijak, lebih rasional, dan tidak mudah tertipu oleh oknum yang memanfaatkan ketakutan dan kepercayaan buta untuk mencari keuntungan pribadi.
Ayam Cemani adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang unik dan eksotis. Namun, jika hanya dijadikan alat tipu-tipu oleh dukun untuk menguras uang orang yang sedang putus asa, tentu itu adalah bentuk pelecehan terhadap budaya sendiri.
Mari lindungi diri dengan ilmu, bukan dengan mitos. Mari lawan ketakutan dengan logika.
Posting Komentar