Koleksi Unggas Hias Nusantara yang Mendunia
Sebelum kita masuk ke pembahasan utama tentang ayam cemara, ada baiknya kita menyadari bahwa Indonesia adalah surganya ayam hias. Banyak jenis unggas asli Nusantara yang justru lebih dikenal di luar negeri daripada di tanah air sendiri. Sebut saja ayam cemani, ayam hutan hijau, ayam hutan merah, ayam bekisar, ayam walik, ayam tukung, ayam putih tembus, ayam tulak, dan masih banyak lagi. Masing-masing memiliki ciri khas tersendiri, mulai dari warna bulu, suara kokok, hingga bentuk tubuh dan postur yang menawan.
Jangan salah, ayam-ayam ini bukan hanya sekadar unggas biasa, melainkan telah menjadi koleksi langka di berbagai negara dan bahkan dianggap sebagai simbol keberuntungan, kekayaan, hingga spiritualitas oleh sebagian kalangan.
![]() |
Ayam Cemara |
Mengenal Lebih Dekat Ayam Cemara, Si Bulu Lidi yang Antik
Kali ini, mari kita fokus pada salah satu jenis ayam langka yang bernama Ayam Cemara. Ayam ini dinamakan "cemara" karena bentuk bulunya yang menyerupai daun pohon cemara, kaku, runcing, dan mirip lidi. Tak heran kalau sebagian orang juga menyebutnya sebagai Ayam Bulu Lidi atau Ayam Jarum.
Ayam cemara memiliki bentuk bulu yang sangat unik dan tidak seperti ayam pada umumnya. Jika ayam biasa memiliki bulu yang halus dan mengembang, maka ayam cemara justru sebaliknya. Bulu-bulunya berdiri tegak, tipis, dan tampak seperti susunan lidi kecil yang tajam. Inilah yang membuat ayam ini tampak garang, eksotis, dan tentu saja sangat memikat di mata para kolektor ayam hias.
Perbandingan Ayam Cemara dan Ayam Cemani Rajek Wesi
Dalam artikel sebelumnya, kita pernah membahas tentang ayam cemani rajek wesi—yang dahulu dikenal dengan nama Rajeki Sodomoro. Ayam cemani jenis ini juga memiliki bulu lidi, namun warna keseluruhan tubuhnya sangat khas, yakni serba hitam: mulai dari bulu, kulit, daging, hingga tulangnya. Ciri khas warna hitam pekat inilah yang menjadikan ayam cemani sangat dicari karena dianggap memiliki aura magis dan kekuatan mistis.
Lantas, apa perbedaannya dengan ayam cemara?
-
Warna Bulu dan Tubuh: Ayam cemara tidak melulu berwarna hitam. Ada juga yang berwarna putih polos, kombinasi hitam-putih, merah, hingga abu-abu. Warna bulu yang bervariasi ini justru menjadi daya tarik tersendiri.
-
Ciri Mistis: Meski sama-sama memiliki bulu lidi, ayam cemara tidak selalu dikaitkan dengan mitos-mitos klenik seperti ayam cemani. Tapi tetap saja, sebagian orang masih menjadikannya objek ritual.
-
Fungsi dan Budidaya: Ayam cemara lebih banyak dipelihara sebagai hiasan atau koleksi. Namun karena populasinya sangat sedikit, maka hanya segelintir orang saja yang mampu memilikinya.
Warna-Warna Ayam Cemara yang Memikat
Jenis warna bulu ayam cemara sangat bervariasi. Beberapa jenis yang cukup dikenal di kalangan penghobi antara lain:
-
Ayam Cemara Putih: Bulunya putih bersih dan seperti batang lidi, cocok untuk simbol kesucian atau spiritualitas.
-
Ayam Cemara Hitam: Tampak seperti cemani, namun dengan kulit, jengger, paruh, kaki tidak berwarna hitam.0
-
Ayam Cemara Merah: Bulunya didominasi warna merah bata yang mencolok, sangat elegan dan menawan.
-
Ayam Cemara Klawu (Abu-Abu): Warna lembut yang jarang ditemukan, terlihat anggun dan misterius.
Mitos dan Realita: Antara Fakta dan Fiksi Mistis
Seperti halnya ayam cemani, ayam cemara pun tak lepas dari kisah-kisah mistis yang mengiringinya. Banyak orang yang menghubungkan ayam ini dengan dunia perdukunan dan hal-hal gaib. Dukun, paranormal, bahkan sebagian oknum yang mengaku sebagai ustadz atau kyai sering memanfaatkan mitos ini untuk menarik perhatian dan meraup keuntungan.
Dengan embel-embel "ayam pusaka", "penarik rejeki", atau "penjaga rumah dari gangguan jin", ayam cemara dijual dengan harga tinggi oleh mereka yang menyelubungi kebohongan dengan label agama. Padahal, semua itu tidak lebih dari dongeng turun temurun yang terus dipercayai tanpa dasar logika.
Inilah yang harus kita waspadai sebagai manusia modern dan berpikiran kritis. Jangan mudah tertipu dengan permainan psikologis dan cerita karangan yang digunakan untuk mengintimidasi atau menakut-nakuti. Ayam cemara adalah mahakarya alam, bukan alat ritual.
Ayam Cemara: Aset Genetik yang Wajib Dilestarikan
Sebagai bangsa yang kaya akan plasma nutfah, kita sudah seharusnya melestarikan ayam cemara sebagai bagian dari kekayaan hayati Nusantara. Jangan sampai ayam ini punah hanya karena minimnya minat atau karena eksploitasi berlebihan oleh para pemburu mitos.
Ayam cemara bukan hanya unggas eksotis, tetapi juga aset hidup yang bisa diwariskan dari generasi ke generasi. Bayangkan jika ayam ini dibudidayakan secara luas—bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi eksportir utama ayam hias unik di pasar global.
Ayam Cemara adalah salah satu kekayaan unggas Indonesia yang sangat langka, unik, dan menakjubkan. Dengan bulu seperti lidi, variasi warna yang menarik, serta sejarah yang panjang, ayam ini patut mendapat tempat istimewa di hati para penghobi unggas sejati.
Jangan biarkan mitos dan tipu daya merusak citra ayam cemara. Jadilah generasi yang mencintai satwa, bukan karena embel-embel mistis, tetapi karena keindahan dan keunikan sejati dari ciptaan semesta. Peliharalah, budidayakanlah, dan banggalah menjadi bagian dari pelestarian satwa unggas asli Nusantara.
Posting Komentar